Sekitar tahun 980 masehi di Bukhara-Uzbekistan, menjadi saksi kelahiran seorang ilmuwan besar. Dalam dunia Barat, namanya Avicenna. Tapi kita seorang muslim, memanggilnya Ibnu Sina.
Ketika berumur 5 tahun, sang calon ilmuwan telah mempelajari ilmu-ilmu agama. Usia 10 tahun, ia telah hafal Al-Quran. Dengan dukungan orangtuanya, beliau belajar filsafat sampai enam tahun kemudian.
Merasa belum cukup, calon ilmuwan ini berguru dengan Abu Abdullah An-Naqili. Mempelajari Kitab Isaghuji mengenai ilmu logika. Semangatnya tidak berhenti, beliau juga belajar ke Abu Mansur Al-Qamari dan Abu Sahal Isa bin Yahya al-Jurjani. Keduanya menulis buku tentang kedokteran.
Tentu tidak aneh begitu masuk usia 16 tahun, dirinya menjadi pusat perhatian para dokter sezamannya. Mereka sering menemuinya untuk berdiskusi.
Masih di umur yang sama, beliau dipanggil ke Istana Dinasti Samaniyah, Persia. Saat itu sang khalifah, Nuh bin Mansur sakit keras. Para tabib dan ahli sudah mencoba, tapi tidak berhasil.
Namun atas izin Allah, Ibnu Sina berhasil menyembuhkan sang penguasa. Sejak detik itulah, kepopulerannya sebagai dokter meningkat. Khalifah meminta sang dokter untuk tinggal di istananya. Minimal selama proses penyembuhan.
Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya beliau meminta izin berkunjung ke perpustakaan kerajaan yang antik serta kuno. Dan sejak itulah, ilmunya makin bertambah berkali lipat.
Masuk umur 21, sang ilmuwan menulis berbagai karya yang kelak menjadi fenomenal. Ada alasan kenapa beliau mampu melakukannya. Dikarenakan Ibnu Sina tak pernah berhenti membaca dan tak bosan menulis buku.
Pada tahun 1025 masehi, ilmuwan jenius ini mengeluarkan buku. Berjudul Al-Qanun fi At-Tibb, tak lama kitab ini menjadi fenomenal. Tulisannya menjadi rujukan para dokter Eropa sampai berabad-abad. Asal kalian tahu, kitab ini terbagi menjadi lima. Diantaranya.
Buku Pertama : Membahas tentang pengobatan berdasarkan empat unsur. Tanah, udara, air, dan api.
Kitab Kedua : Menyajikan pengetahuan tentang efek terapeutik yang terjadi pada tubuh manusia.
Edisi Ketiga : Mengupas mengenai penyakit-penyakit di tubuh manusia.
Kitab Keempat : Mengkaji penyakit yang tidak spesifik pada bagian tubuh tertentu. Contohnya batuk.
Buku Kelima : Isinya tentang obat-obatan majemuk
Ilmuwan besar ini wafat di Hamedan, Iran pada usia 58 tahun. Tanggal 22 Juni 1037 masehi. Beliau wafat karena penyakit usus besar. Di kota Teheran dalam event Fair Millenium tahun 1955, ada rangka memperingati 1000 tahun kelahirannya. “Father of Doctor” menjadi gelarnya untuk selama-lamanya. Seluruh dunia pun mengakui hal ini.
Ibnu Sina dan Penemuan Fenomenalnya
Jasa beliau untuk bidang kedokteran sangat banyak. Penelitian besar serta mendapatkan penemuan penting telah dilakukan olehnya. Ini adalah karya-karyanya.
-
Dalam Mengobati Penyakit Dalam
Sang ilmuwan bisa membedakan mana mulas pada lambung atau pada ginjal. Ia juga mampu melihat perbedaan peradangan paru-paru dengan peradangan di selaput otak. Beliau berhasil untuk pertama kalinya mengobati kram pada bagian perut. Yang diakibatkan faktor psikologis.
-
Bidang Farmasi
Ilmuwan jenius ini menemukan serta menuliskan 760 jenis obat-obatan. Beliau juga menganjurkan obat dikemas terlebih dahulu sebelum diberi kepada pasien.
-
Metode Pembiusan
Orang-orang zaman dahulu, mungkin sangat bingung sekali ketika harus melakukan operasi pada pasien. Tapi Ibnu Sina mengajarkan caranya, yaitu dengan memanfaatkan obat-obatan herbal. Beliaulah dokter yang pertama kali melakukannya.
-
Kedokteran Makanan serta Penyakit Perut
Ilmuwan ini menjelaskan suatu penyakit menular bernama antrak sekaligus cara mengobatinya. Ia juga membeberkan mengenai tuberkulosis paru-paru.
-
Dalam Cara Pengobatan
Zaman dulu, Ibnu Sina-lah yang pertama kali menyuntikkan obat ke bawah kulit. Cara ini akhirnya diikuti oleh dokter-dokter lainnya.
Buku-Buku Karya Ibnu Sina
Agar lebih kenal dengan beliau, mari kita lihat warisan-warisannya.
- Al-Qanun fi At-Tibb
Ditulis di kota Rayy serta Hamdan ketika ilmuwan jenius ini menuntut ilmu. Diterjemahkan ke bahasa Inggris berjudul The Canon of Medicine.
- Al-Shifa’
Menyajikan tentang masalah penyakit dan pengobatan sekaligus obat yang diperlukan. Sama seperti kitab Al-Qanun, karya beliau yang satu ini menjadi rujukan dunia kedokteran. Terdiri dari 18 jilid. Kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul The Book of Healing.
- An-Najat
Merupakan ringkasan dari kitab Al-Shifa’. Ditujukan untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah. Di dalamnya juga terdapat pemikiran Ibnu Sina mengenai ilmu jiwa.
- Fi Aqsami al-‘Ulumi al-‘Aqliyyah
Sang ilmuwan juga mempelajari ilmu fisika sekaligus menuliskannya. Buku ini masih tersimpan dalam berbagai perpustakaan di Istanbul. Pertama kali dicetak di Kairo tahun 1910 masehi.
-
- Dikatakan Ibnu Sina mempunyai karya dalam bahasa Latin berjudul De Conglutineation Lagibum. Membahas asal nama-nama gunung. Dalam buku itu, beliau menuliskan,
“Kemungkinan gunung tercipta karena dua sebab,
Satu : Kulit luar bumi menggelembung dan ini karena goncangan gempa yang hebat
Dua : Karena proses air yang membentuk jalan untuk mengalir. Proses ini membuat lembah-lembah bermunculan. Lalu tercipta penggelembungan pada permukaan bumi. Angin juga meniup sebagian dan meninggalkan sebagian,” (resensi).
- Dikatakan Ibnu Sina mempunyai karya dalam bahasa Latin berjudul De Conglutineation Lagibum. Membahas asal nama-nama gunung. Dalam buku itu, beliau menuliskan,
- Al-Isharat wa al-Tanbihat
Suatu karya yang mempersembahkan tentang logika serta hikmah. Memiliki terjemahan berjudul Remarks and Admonitions.
- Sirat al-shaykh al-ra’is (The Life of Avicenna)
- Risalah fi sirr al-qadar (Essay on the Secret of Destiny)
- Danishnama’-i ‘ala’i (The Book of Scientific Knowledge) Sebuah buku yang bahasa asalnya Persia. Dibuat untuk ‘Ala al-Daulah. Merupakan buku filsafat pertama di Persia Modern.
Ada dua pendapat mengenai jumlah karya beliau. Seseorang dari Kairo menyelidikinya dan mencatat sebanyak 276 buku. Phillip K. Hitti memakai daftar yang dibuat al-Qifti menuturkan sekitar 99 buah.
Karena kecerdasannya yang cukup tinggi pada masanya, Ibnu Sina diberi gelar Al-Shaikh Al-Rais (The Leader Among Wisemen), Hujjat Al-Haqq, dan Amir al At-Tibba (bapak kedokteran islam).
Kata-Kata Bijak Ibnu Sina
Dibalik sosoknya yang memiliki keahlian dalam bidang kedokteran, sang ilmuwan masih mampu menyentuh bidang lain. Yaitu filosofi.
- “Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.”
- “Orang yang bijak membetulkan kesalahan diri dengan melihat kesalahan orang.”
- “Dunia ini bagaikan bayangan. Kejar dia dan engkau tak akan bisa menangkapnya. Balikkan badanmu darinya dan ia tak ada pilihan lain selain mengikutimu.”
- “Waktu hanyalah sebuah fitur dari kenangan dan harapan kita.”
- “Orang arif itu dermawan. Bagaimana ia tidak dermawan, karena harta benda baginya lain kekayaan. Kekayaan sejati adalah cinta akan kebenaran.”
- “Jiwa dalam jasad bagai burung di sangkar. Merindukan kebebasan di alam lepas, menyatu lagi dengan alam ruhani. Setiap ia mengingat asalnya, jiwa itu menangis rindu ingin kembali.”
- “Saya memilih umur pendek tapi penuh makna dan karya. Dari pada umur panjang yang hampa.”
- “Bangsa yang dijajah biasanya menjadi malas karena jiwanya selalu dikurung pihak penjajah. Dan mereka ini tidak bisa membela diri karena rasa kalah mematahkan semangat.”
- “Barang siapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang menjadi bahan bakarnya.”
- “Saat hati sedang marah, jangan menjawab persoalan”
- “Tak ada penyakit yang tak bisa disembuhkan selain kemalasan. Tak ada obat yang tak berguna selain kurangnya pengetahuan.”
Tambah wawasanmu dengan membaca biografi ilmuwan muslim lainnya. Seperti Al-Khawarizmi dan Al-Biruni. Semoga muslim-muslim seperti Ibnu Sina di zaman ini bisa bermunculan dan terus bertambah banyak. Setuju atau setuju??