Legenda Biru : Pencarian Kunci Perak (Vol 4)

“Hei, jadi lima kunci perak itu digunakan untuk membuka segel ‘Legenda Biru’?” tanya Hamzah penasaran

“Menurut buku ini, kunci-kunci perak ini akan tergabung menjadi satu bila sudah lengkap lima. Sisanya tidak dijelaskan lebih lanjut.” jelas John

“Dan, kenapa kita ke laut? Apa lokasinya ada disini?” kali ini Kris yang bertanya

“Iya, lebih tepatnya dibawah laut”

Layangan mulai berubah ke mode menyelam. Kendaraan yang kami naiki memang berguna di berbagai tempat. Bahkan, mobil dan motor di zaman ini sudah dianggap kuno.

Tapi, sudah tiga puluh lima menit layangan ini berada dibawah permukaan laut. Tidak ada tanda-tanda apapun.

Karena bosan, Hamzah sampai mengatakan sesuatu tanpa dia sadari, “Kunci Perak… Dimanakah kamu berada? Diantara pasir di lautan? Dimanapun kamu berada, tunjukkanlah tandanya.

Kris, Ali dan John hanya saling berpandangan heran. Saking bosannya kah dia? Panjang sekali perkataannya itu.

“Lihat! Apa itu!?” John berseru-seru menunjuk kedepan

Hamzah langsung tersadar kembali. Kris dan Ali juga melihat kearah yang ditunjuk. Sebuah portal muncul dan kami segera kesana.

***

Persis di depan kendaraan, berdiri sebuah bangunan besar. Dan lihatlah, kami masih berada dibawah permukaan laut. Sepertinya ada penghalang untuk mencegah air laut masuk.

Kami bergegas turun. John mengaktifkan mode kunci agar layangan tidak kemana-mana. Dan sepertinya memang bangunan ini lokasi dimana kunci perak berada.

Ruangan didalamnya sungguh luas. Dengan dinding berwarna putih, membuat bangunan terasa lebih megah. Masalahnya, disetiap tempat selalu ada ‘penjagaan’. Membuat kami bingung dimana tepatnya Kunci Perak berada.

Ali akhirnya memberikan idenya. Penjagaan yang paling rapat itu berarti merupakan ruangan penting. Kalau begitu, ini setidaknya menjadi ‘lebih mudah’.

Hamzah mulai mengamati lewat peta bangunan itu, ternyata hanya ada tiga lokasi yang penjagaannya sangat rapat. Kami mendatangi lokasi pertama, ruangan dekat pintu masuk.

Sistem bangunan ini sebenarnya cukup unik. Begitu membuka pintu, kita tidak langsung mendapatkan apa yang dimau. Tapi masih ada lorong dengan berbagai penjagaan. Barulah tiba di lokasi yang diinginkan.

Dan lihatlah. Didepan kami ada berbagai lubang di tembok yang seakan-akan bisa mengeluarkan laser. Juga belasan robot, berbagai perangkap dan dipintu masuk utamanya harus menggunakan kata sandi.

Rencana diatur dengan rapi. Ali maju duluan, dia mempunyai teknologi kloningan. Tanpa basa-basi sistem keamanan langsung aktif.

John maju kedua, dia yang akan memecahkan kata sandi selagi Ali mengalihkan perhatian. Kris dan Hamzah maju berbarengan.

Rintangan laser berhasil dilewati, tapi itu baru pembukaan. Robot penjaga ini mempunyai kecerdasan sendiri. Gerakannya seakan-akan dia petarung manusia.

Kali ini Hamzah maju, bela dirinya benar-benar berguna saat ini. Dicampur dengan serangan elemental, 5 robot langsung kalah.

Robot yang tersisa menunjukkan reaksi terkejut. Mereka langsung meningkatkan kekuatan. Hamzah harus berusaha disana, tapi itu tidak lama.

Kris dan John kembali maju, tiba-tiba Ali serta Hamzah muncul. Bukan main, robot itu berhasil dikalahkan semua.

“Hei, bagaimana robot itu kalah dalam sekejap?” John bertanya penasaran

“Gampang. Teknologiku lebih canggih dibanding milik mereka.” jawab Ali

“Kamu ternyata petarung pengguna teknologi ya”

Ali hanya nyengir mendengarnya. Tapi Kris segera mengingatkan agar tetap fokus. Rintangan kali ini adalah ‘ruangan’ tanpa gravitasi. Iya, entah bagaimana tercipta sebuah ruangan tersendiri dan terpisah dengan rintangan sekitarnya.

Kami berusaha menuju pintu keluar tapi selalu saja melayang-layang. Ali lagi-lagi mengambil peran. Ia meretas teknologi itu. Dua puluh lima menit kemudian kaki kami sudah menapak ke lantai.

Kris hanya bisa terdiam. Sejak tadi teman-temannya lah yang berperan. Hamzah melawan robot, Ali sudah dua kali membantu sedangkan John nanti memecahkan kode. Sedangkan dia? Tinggal ambil saja Kunci Perak, ini menyebalkan.

“Kris, kenapa kamu melamun? Lihatlah! Ruangan utama akhirnya terbuka. John cerdas sekali memecahkan kodenya. Dan itu sederhana, cuman campuran angka dan huruf. Kuno.” Hamzah menyeringai ketika mengatakannya

“Eh? Bukankah itu Kunci Perak? Kenapa ini sungguhan sederhana?” Ali menunjuk-nunjuk

Dan sekarang aku tinggal mengambilnya. Kukira masih harus pindah ke ruangan lain hingga aku bisa membantu. batin Kris

“HEBAT! KALIAN BERHASIL MELEWATI LORONG ITU! Waktunya rintangan terakhir.” sebuah suara tiba-tiba bergema

Kami berempat menoleh kearah suara, lagi-lagi sebuah robot. Tapi tampaknya ini berbeda dari yang ada di lorong.

Robot itu mengeluarkan serangan laser biru. Laser terus bertabrakan ke tembok membentuk sebuah persegi. Dan robot ini mengucapkan sebuah kata, “Mode Persegi : Raja Biru”

“Heh, ini seperti latihan kerjasama ya?” ujar John

“Iya tentu saja. Meski kamu cuman anggota tidak resmi disini.” ledek Ali

Kami mulai memberikan serangan balasan. Kris berperan sebagai penembak jarak jauh, Ali sebagai pertahanan, Hamzah dan John menyerang jarak dekat.

Robot itu tidak hanya mempunyai serangan laser. Dia ternyata juga mempunyai serangan elemental, lebih tepatnya angin dan petir.

Angin berhembus kemana-mana, petir menyambar-nyambar. Bunyi pukulan serta tebasan pedang juga tidak kalah nyaring. Merasa lawannya terlalu tangguh, robot langsung menaikkan level serangan.

Angin segera berubah menjadi badai. Petir berubah warna menjadi merah, menandakan halilintar yang akan muncul. Hamzah dan John segera kembali ke formasi. Perisai Ali juga berubah menjadi kubah transparan.

“Bagaimana ini? Serangan elemental si robot menyebalkan itu malah meningkat.” bisik Hamzah

Robot itu tertawa melihat lawannya hanya bisa bersembunyi dibalik perisai. Dia masih menguasai pertempuran.

“Baiklah, itu berarti waktunya menaikkan level serangan kita. Sederhana bukan?” jawab John

Ali melotot mendengarnya. Mereka memang harus menaikkan level tapi kalo cuman begitu, si robot tetap tidak akan kalah.

“Aku punya ide” bisik Kris

Mereka bertiga mendengarkan dengan baik. Lima menit kemudian, perisai berubah lagi menjadi lingkaran. Kali ini Kris yang melesat keluar.

Dia sudah mulai menguasai kekuatan ‘galaksi’ yang diberikan Shadow. Setidaknya untuk teknik paling dasarnya, mengambang dan melesat di udara.

Serangan panah es kali ini ditembak lebih cepat serta lebih banyak. 90 anak panah langsung melesat sekali tarik.

Si robot menyeringai melihatnya. Itu bisa ditangkis memakai badai, tapi prediksinya keliru. Anak panah itu tidak langsung mengenainya, namun berbelok kearah Ali.

Ali mengendalikannya menggunakan sebuah alat. Kemudian dilesatkan lagi sebanyak dua kali lipat. Tapi kali ini anak panah itu sudah dilapisi elemen.

Benda itu menangkisnya menggunakan halilintar. Tapi bersamaan, Hamzah melesat dan memukul kearah tangan si robot. Saking kencangnya, tangan si robot terlepas. Robot kembali menyeringai, dia punya kode untuk regenerasi.

Tapi ternyata, Ali sudah menghapus kode regenerasinya. Di pertarungan ronde pertama, ia meretas sistem robot itu kemudian menyalin kode-kodenya dengan cepat.

Awalnya mau digunakan untuk menciptakan alat sendiri ketika tidak ada pertarungan. Tapi ternyata rencana Kris ada hubungannya dengan kode itu. Untuk kedua kalinya, ia meretas lagi kemudian menghapus kode regenerasi.

John tiba-tiba muncul dari depan. Dia mengerahkan seluruh tenaganya kemudian menusuk si robot tepat dibagian inti. Inti itu menyimpan seluruh data serta program. Tanpa ini, si robot langsung jatuh.

“Selamat, kalian berhasil melewati rintangan terakhir. Ambillah kunci perak itu.”

“Baiklah, terimakasih atas ucapanmu, robot menyebalkan” ucap Ali

Kami tertawa kemudian segera melangkah kearah kunci perak. Akhirnya satu dari lima sudah terambil. Jika diamati dari dekat, benda ini benar-benar keren.

***

Di dunia lain

“Tuan…” seseorang berkata dengan pelan

“Sudah kubilang jangan masuk kalau tidak ada berita penting! Selalu itu yang kamu kabarkan!” teriak seseorang

“Tapi tuan, kali ini berbeda. Sebuah kelompok dengan anggota empat orang berhasil mengambil salah satu kunci perak.” jawab orang itu lirih

Orang yang duduk diatas singgasana itu terdiam. Kemudian tertawa, “Akhirnya ada orang yang bisa mengambilnya! Tekad mereka mencari Biru benar-benar kuat! Kutunggu kalian. Disini, di tempat ini.”

John pertama kali muncul disini : Legenda Biru (Vol 2)

 

Bersambung ke : Legenda Biru (Vol 5)

Scroll to Top