Allah subhanahu wa ta’ala telah menulis dalam Lauh Mahfuz setiap takdir umat manusia. Kapan seseorang akan hidup dan mati. Begitu pula dengan ilmu. Dia telah mencatat persis, kapan sebuah ilmu menjadi terang benderang. Dan siapa saja yang ‘dipilih’ untuk menyebarkannya.
Tirmidzi beruntung menjadi salah satu orang yang ‘dipilih’. Takdir menghubungkannya untuk berguru pada ulama-ulama hadis terbesar pada masanya. Tercatat ia menjadi murid Al-Bukhari, Muslim juga Abu Daud.
Bagaimana kisah perjalanan beliau sebelum menjadi ulama besar? Tanpa perlu panjang-panjang lagi, simak saja di bawah.
Nama Beliau
Ulama hadis ini memiliki nama lengkap Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin as-Sulami at-Tirmidzi. Dan nama kunyahnya ialah Abu Isa.
Kelahiran Beliau
Lahir pada tahun 209 Hijriyah (824 masehi) di daerah Tirmidz, Uzbekistan. Oiya, nisbat nama beliau diambil dari nama sungai di daerah itu. Yang sering dikenal dengan nama Jaihun. Ulama ada yang mengatakan beliau buta ketika masih kecil. Tapi yang benar ialah, beliau baru buta saat menjalani masa tuanya.
Catatan Perjuangannya Menuntut Ilmu
Pada tahun 234 Hijriyah, Tirmidzi memulai perjalanannya mencari ilmu. Ia berkunjung ke Khurasan, Basrah, Kufah, Baghdad, Wasith, Ar-Ray hingga Hijaz. Dalam pengembaraannya itu, beliau banyak mendengar, mencatat dan menghafal setiap yang diajarkan ulama hadis.
Setelah menempuh pengembaraan yang lama, beliau kembali ke kota kelahirannya. Menetap disana hingga maut menjemputnya.
Diriwayatkan dari al-Imam adz-Dzahabi dan al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, sebuah kisah dari Ahmad bin Abdillah bin Abu Daud bahwa ia berkata. “Aku mendengar Abu Isa At-Tirmidzi berkata, ketika di kota Mekkah aku saat itu telah menulis dua jilid kitab yang sumbernya dari seorang syaikh. Kebetulan aku berpapasan dengan syaikh itu. Dan aku pun bertanya tentang syaikh itu, mereka (penduduk) menjawab bahwa dia lah orang yang aku maksud.
Ketika aku telah bertemu dengannya, aku memohon untuk mendengar hadis darinya. Dan dia mengabulkan permohonanku. Di tengah-tengah pembacaan itu, dia mencuri pandang pada kertasku dan melihat warnanya masih putih tanpa tulisan.
Melihat hal ini, ia berkata, ‘Tidakkah engkau malu kepadaku?’ Aku pun menjelaskan kepadanya bahwa semua yang diucapkannya telah kuhafal. ‘Coba bacakan!’ Aku membacakan semua yang telah diucapkannya tanpa kurang satu huruf.
‘Apakah telah engkau hafalkan sebelum datang kepadaku?’ ‘Tidak’ jawabku. Kemudian aku memohon padanya meriwayatkan hadis yang lain. Ia pun membacakan empat puluh hadis yang tergolong gharib (asing). Lalu berkata, ‘Coba bacakan apa yang telah kuucapkan’. Dan aku membacakannya dari pertama hingga selesai; Syaikh itu kemudian berkomentar, ‘Aku belum pernah melihat orang seperti engkau.”
Guru-Guru At-Tirmidzi
Perjalanannya menuntut ilmu membuat ia tercatat menjadi murid para ulama hadis terbesar di masanya. Diantaranya adalah.
- Ishaq bin Rawahaih, guru pertama bagi At-Tirmidzi
- al-Bukhari, pemimpin ahlul hadis ini termasuk orang yang dari beliaulah Imam Tirmidzi mengambil ilmu. Beliau menjadi salah satu guru paling berpengaruh bagi Abu Isa.
- Imam Muslim
- Imam Abu Daud
- Qutaibah bin Sa’id
- Abu Kuraib, dll
Murid-Muridnya
Sebuah keutamaan bagi orang berilmu untuk bermanfaat bagi orang yang sadar akan pentingnya ilmu. Setelah perjalanan lama mencari ilmu, At-Tirmidzi mengajarkan ilmu-ilmunya pada manusia. Diantara orang-orang yang tercatat menjadi muridnya ialah;
- Abu Hamid al Marwazi
- Abu Bakar Ahmad bin Ismail as Samarqand
- Ar ‘Rabi bin Hayyan al Bahiliy
- Hammad bin Syakir
- Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, dll
Karya-Karya Emas Tirmidzi
Ini adalah karya-karya beliau yang membuat namanya tetap ada hingga kini :
- Al-Jami’ (Sunan At-Tirmidzi). Kitab ini paling populer diantara kitab-kitab beliau yang lain.
- Al-Ilal’
- Al-Ilal’ al-Kabir
- Syamail an-Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kitab ini membahas tentang sifat-sifat Rasulullah saw.
- Az-Zuhd
- At-Tarikh
- Al-Asma’ wal-Kuna’, dll
Komentar Ulama Tentang Dirinya
Karena kemasyhuran beliau akan ilmu hadis, tidak sedikit ulama yang memberikan pujian. Diantaranya adalah :
- Abu Ahmad Al-Hakim. Beliau berkata dia pernah mendengar ‘Umar bin ‘Allak berkata, “Tiada seorang pun yang bisa mengganti posisi Bukhari sepeninggal beliau selain Abu Isa. Baik dalam masalah ilmu, kuatnya hafalan, dan sifat wara’ serta zuhudnya. Abu Isa menangis hingga matanya buta, dan itu tetap berlangsung hingga wafatnya.”
- Abu Sa’ad al Idris mengatakan beliau ialah seorang imam hadis yang bisa menjadi teladan dalam masalah hafalan.
Dan masih banyak lagi komentar serupa yang intinya memuji tingginya derajat ilmu At-Tirmidzi.
Tahun Wafat Beliau
Beliau wafat pada tahun 892 masehi di kota kelahirannya. Ada yang berpendapat beliau wafat tidak lama setelah menyelesaikan kitab Sunan At-Tirmidzi.
Semoga segala amal kebaikannya diridhai Allah subhanahu wa ta’ala. Dan semoga beliau dimasukkan ke surgaNya yang paling tinggi. Bersama dengan Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya.