Amr Bin Jamuh adalah orang Anshar, atau orang yang tinggal di Madinah. Pada zaman sebelum Nabi Muhammad saw, orang-orang musyrik lebih suka menyimpan berhala di rumahnya.
Nah, Amr Bin Jamuh salah satu orang yang suka menyimpan berhala di rumah. Nama berhalanya adalah Manat. Orang-orang musyrik suka memberi nama kepada berhalanya.
Saat Rasulullah sudah menjadi nabi, anak-anak Amr Bin Jamuh masuk islam terlebih dahulu, beserta istrinya, dan saudara sepupunya. Yakni Abdullah Bin Abu Haram dan Muadz Bin Jabal.
Anak-anak Amr Bin Jamuh adalah Mu’awadz, Muadz, dan Khalad. Mereka bertiga berusaha agar ayahnya masuk islam. Kisah Amr Bin Jamuh masuk Islam cukup menarik, karena dia masuk islam karena melihat berhalanya dibuang di tempat kotoran beberapa kali oleh anaknya.
Saat anak-anak Amr masuk islam, mereka membacakan surat Al-Fatihah kepada ayahnya. Hati ayahnya setelah itu mulai goyah (mau masuk islam) maka anak-anak Amr mulai mencari cara agar ayahnya masuk islam, salah satunya menyingkirkan berhala Manat.
Lalu pada suatu malam, anak-anak Amr masuk ke tempat berhala Manat, dan membuangnya ke tempat pembuangan kotoran. Paginya, Amr tidak menemukan berhalanya di tempat. Ia pun mencarinya dan menemukan di lubang kotoran.
Amr pun mengambilnya, membersihkannya, dan memberikan wangi-wangian yang mahal harganya.
Setelah beberapa kali melihat berhalanya di tempat kotoran, perasaanya mulai campur aduk, yakni heran, marah, dan kecewa. Saat Amr dalam kondisi seperti itu, beberapa orang yang masuk islam terlebih dahulu mencoba mengetuk akal Amr.
Amr pun akhirnya masuk islam. Itulah kisah Amr Bin Jamuh saat masuk islam.
Saat perang Uhud Amr Bin Jamuh ikut serta, dan dalam peperangan itu dia gugur sebagai syahid. Saat proses pemakaman, Rasulullah berkata ke para sahabat “Makamkanlah Amr Bin Jamuh dengan Abdullah Bin Amr Bin Haram”
Sumber buku: 101 Sahabat Nabi
Penulis: Hepi Andi Bastoni
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar
