Assalamualaikum, kali ini aku akan membahas tentang sahabat Rasulullah saw yang keren, hebat dan pernah bertemu dengan dua kaisar hebat pada masa itu. Namanya ialah Abdullah bin Hudzafah As-Sahmy!
Dari seluruh kisah yang dialami Abdullah Bin Hudzafah As-Sahmy, yang paling menarik adalah kisah bertemunya dia dengan dua raja itu. Penasaran? Yuk kita mulai.
Oiya, cerita kita kali ini akan cukup panjang, ya. Kisah yang lumayan panjang adalah Abdullah bertemu dengan kisra Persia.
Kisah kita dimulai dari bertemunya Abdullah ke Kisra Persia. Ketika Abdullah ke tempat Kisra Persia, waktu itu masih ada Rasulullah saw. Dia diutus untuk mengajak masuk islam Kisra Persia.
Setelah menempuh perjalanan jauh, dia pun sampai di istana sang kisra. Nama raja itu adalah Kisra Abrawaiz, Abdullah Bin Hudzafah menghadap sang raja dengan pakaian sederhana.
Sesampainya di hadapan raja, raja menyuruh agar pengawal mengambil surat yang ada di tangan Abdullah. Tapi Abdullah berkata, “Aku tidak akan mau memberi surat ini kepada selain kisra, aku tak mau menyalahi perintah Rasulullah saw”
Kisra pun merasa kesal, dia lalu berkata “Biarkan dia memberikan suratnya!” Abdullah pun memberikan suratnya ke tangan kisra.
Kisra pun menyuruh sekretarisnya membaca surat, Ini dia suratnya, “Dari Muhammad Rasulullah, kepada kisra raja Persia. Berbahagialah siapa yang mengikuti petunjuk…”.
Ketika sekretaris sampai di kalimat itu, kisra pun marah. Kisra berkata “Berani-beraninya dia menulis namanya sebelum namaku. Padahal dia adalah budakku” Ya, kisra Persia merasa dirinya lebih tinggi dari Nabi Muhammad saw.
Kisra Persia menyobek-nyobek surat Nabi Muhammad saw dan mengusir Abdullah dari istana. Setelah reda kemarahannya, dia menyuruh pengawal mencari Abdullah Bin Hudzafah, tapi ternyata Abdullah sudah jauh… sekali.
Karena tidak ditemukan, kisra pun semakin marah. Oiya, ketika Abdullah sampai di Madinah, dia melapor ke Rasulullah saw kalau suratnya disobek-sobek. Rasulullah saw pun berkata, “Semoga Allah menyobek-nyobek kerajaannya pula”.
Di kerajaan, Kisra Persia menyuruh dua orang untuk pergi ke istana wakilnya yang bernama Badzan. Oiya, wakilnya ini tempatnya ada di Yaman loh, jadi jauh untuk menempuh perjalanan Iran-Yaman.
Sesampainya di istana Badzan, Badzan pun mengutus dua orang juga untuk mencari Rasulullah saw. Dua utusan itu pun akhirnya tiba di Thaif dan bertemu dengan kafilah dagang Quraisy. Mereka berdua bertanya dimana Muhammad berada, Quraisy pun mengatakan kalau Muhammad ada di Madinah.
Sampai di Madinah, mereka pun bertemu Rasulullah saw. Rasulullah saw menyuruh mereka beristirahat sebentar, karena telah melakukan perjalanan jauh. Mereka berdua pun istirahat di Madinah, dan berjanji besok akan ketemu lagi.
Esoknya, dua orang itu menemui Rasulullah saw lagi, tapi nabi Muhammad saw berkata “Tuan-tuan tidak bisa bertemu lagi dengan kisra, karena dia sudah dibunuh putranya”.
Dua utusan itu kebingungan, mereka pun kembali ke Yaman dan melapor ke Badzan. Badzan berkata “Jika apa yang dikatakan Muhammad itu benar, maka dia seorang nabi. Kalau tidak, ucapan itu hanya mimpi belaka”.
Tidak beberapa lama kemudian setelah Badzan mengucapkan kalimat itu, datanglah surat dari anak Kisra Persia yang namanya Syirwan.
“Kisra telah saya bunuh, saya terpaksa melakukannya karena dia telah menindas rakyat. Maka, kamu dan pengikutmu harus tunduk kepadaku”. Badzan pun setelah dapat surat itu, dia dan pengikutnya menyatakan masuk islam.
Kalau kisah bertemu dengan Kaisar Romawi terjadi pada masa kekhalifahan Umar Bin Khaththab.
Waktu itu, Umar mengirim pasukan untuk menyerang Romawi. Kaisar Romawi pun sudah tahu, kalau kekuatan pasukan islam itu ialah kekuatan islam yang membaja.
Kaisar Romawi pun memerintahkan agar sebagian dari mereka di tawan, bukan dibunuh.
Allah menakdirkan Abdullah Bin Hudzafah tertangkap bersama beberapa orang muslim.
Kaisar Romawi menawarkan kepada Abdullah Bin Hudzafah dengan dibebaskan dari tawanan, diberi hadiah besar dan pembesar kerajaan, asal mau masuk Nasrani.
Tapi, Abdullah Bin Hudzah menolak semua tawaran itu. Kaisar pun marah, kaisar pun menyuruh pengawal memanah Abdullah yang diikat di tiang salib.
Sebelum dipanah, kaisar mencoba lagi, tapi nggak berhasil. Karena nggak berhasil membujuk, Abdullah pun diturunkan dari tiang salib.
Kaisar pun menyuruh mensiapkan kuali besar, dan orang-orang muslim dimasukkan satu-persatu. Setelah kuali tiba di hadapan Abdullah, kaisar menawari lagi, tapi ditolak.
Satu orang muslim pun didorong ke kuali sampai hancur lebur daginya, tinggal tersisa tulang-belulang.
Ketika Abdullah Bin Hudzafah mau ditenggelamkan ke kuali, Abdullah menangis. Pengawal pun melapor ke kaisar.
Kaisar, “Bawa dia ke sini”
Setelah tiba di hadapan kaisar, kaisar pun menawarkan masuk agama Nasrani, tapi Abdullah tetap menolak.
Kaisar, “Lalu kenapa kamu menangis?!”
Abdullah, “Aku menangis karena impianku untuk mati syahid tidak terkabul. Malah aku mati di dalam kuali”
Kaisar, “Kalau begitu, maukah kamu mencium kepalaku? Kalau iya, kamu dan kawananmu yang di tawan kubebaskan”
Abdullah Bin Hudzafah merenung terlebih dahulu, ini dia renungannya, “Mencium kepala musuh Allah? Tapi aku dan kawan-kawanku dibebaskan? Hmm… tak ada ruginya”
Abdullah Bin Hudzafah As-Sahmy pun mencium kepala kaisar Romawi. Kaisar Romawi pun menyuruh pengawal untuk membebaskan Abdullah Bin Hudzafah beserta kawan-kawan.
Sesampainya di Madinah dan tiba di hadapan Umar, Abdullah pun memberi tahu kejadian ini. Umar pun berkata, “Kalau begitu, hari ini kita harus mencium kepala Abdullah Bin Hudzafah, siapa yang mau? Dan aku yang memulainya”
Teman-teman, baca juga artikel aku yang berjudul Muawiyah Bin Abu Sufyan dan Abdullah Bin Jahsy.
Nah, selesai deh cerita panjang kita. Itulah kisah Abdullah Bin Hudzafah As-Sahmy. Wasalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.